My Diary: Belajar Menulis Bareng Raditya Dika (Part I)

20.40 1 Comments

Assalammu'alaikum :)

Kalian semua pasti kenal Raditya Dika kan? Itu lhoooo... comic, penulis, sutradara, aktor, sekaligus pengusaha yang mukanya benar-benar tak tampan, absurd dan juga kocakkkk :D *ohhh,yangitu* 

Nah, pada tanggal 21 Sepetember 2014 Salsa berhasil bertemu dengannya. *Hah?Kok bisa?* Bisa, dong :D Setelah menempuh perjuangan yang panjang dan mengorbankan segala daya dan upaya *halahlebay*. Eh, tapi ini beneran, lho. Bukan pekerjaan yang mudah buat ketemu artis balikpapan itu (eh, papan atas maksudnya). Ya udah. Dari pada bacootttt mulukkk dari tadi, mending cusss kita simak ceritanya :D
Ini nih Raditya Dika (btw, ini mungkin foto masa lampaunya:D)

Jadi, kejadian itu bermula ketika terjadi kericuhan saat pulang sekolah pada hari Kamis, 18 September 2014. Eh, kericuhannya bukan yang membawa mudharat, lho, kericuhan kali ini justru bersifat positif. *Lah? Kok, bisa?'-'* Bisa, dong. Kan, kericuhannya gara-gara kedatangan dari pihak Loop Telkomsel:D Mereka datang ke sekolah Salsa gara-gara ingin mempromosikan kegiatan LoopKepo yang baru diselenggarakan tahun ini. Bagi kalian yang belum tahu LoopKepo itu apa, silakan kunjungi website-nya di sini

Nah, kericuhan itu diperparah lagi dengan ada booth untuk selfie gila-gilaan. Pada tahu sendiri sendiri kan gimana virus selfie ini sedang menjalari para remaja Indonesia (baik yang labil, alay, maupun galau mode on) .-. Jadilah, semua murid (terutama yang cewek-cewek) berbondong-bondong mendatangi booth tersebut hanya untuk ber-selfie maupun groufie bareng teman-temannya. Eh, tadi aku bilang semua murid ya? Typo-typo. Nggak semua, kok. Beberapa murid yang nggak suka selfie nggak ikut-ikutan dengan gerombolan pemicu kericuhan di sekolah itu.(fyi, sebenarnya karena kelasku di atas, sih). Alhasil, aku pun memutuskan untuk langsung pulang tanpa mengindahkan teriakan-teriakan para ABG yang sedang senang karena hasil groufie mereka tak perlu lagi masuk dalam aplikasi Camera 360-__- Lagipula, saat itu Salsa punya jadwal les yang harus dipenuhi. Kalau tidak, bersiaplah mendengar mama nge-rap dengan kalimat yang selalu diulangnya: "Mama sudah bayar mahal-mahal, kamu tidak les! Kamu tak tahu bagaimana perjuangan mama dulu saat sekolah blablablabla". *oke,abaikan*

Tapi, keputusan untuk meninggalkan sekolah dengan cepat itu malah membawa penyesalan di kemudian hari *eh* (besok hari, maksudnya). Hari Jum'at-nya, setelah Jum'at ibadah usai, salah seorang teman (Fierza namanya) bertanya, 
"Eh, Salput. Kau ikut Coaching Clinic bareng Radit itu? Yang hari Minggu di MICC," tanyanya penasaran.

So What??? Aku yang dengar pertanyaannya itu langsung syok seketika (tenang, nggak sampai pingsan, kok). Aku nggak ngerti dengan maksud pertanyaannya itu. Coaching Clinic? Bukan masalah artinya, tapi ada apa dibaliknya. Pagi-pagi, di saat aku masih berusaha menyingkirkan hawa-hawa kantuk, Fierza sudah menanyakan pertanyaan semacam itu. Rasanya itu kayak kita lagi cuci muka di bawah guyuran hujan, terus tiba-tiba dari ujung horizon sana ada petir yang menyambar.-. Ini emang gak logis, sih. Karena, gak logis aja orang cuci muka dengan guyuran hujan -___- Apalagi kalau orangnya type-type Fierza. Bisa-bisa, kalau hujannya deras, dia malah keseret banjir.__.

Dari pada kejadiannya bakal seperti kata pepatah, "Malu bertanya sesat di jalan", mending langsung tanyain aja ke empunya, "Coaching Clinic apaan, fier?". Setelah aku nanya kayak gitu, Fierza pun langsung menjelaskan panjang kali lebar dengan gayanya yang khas (gaguk-gaguk gimana gitu, terus pasti ada suara-suara lebahnya "ngggg...ngggg") *maap,pir:D* Fierza bilang, Coaching Clinic itu akan diadakan oleh pihak Telkomsel untuk menggalakkan kompetisi LoopKepo (Kreatif Project). Btw, maaf ya nggak sempat posting info kompetisi LoopKepo itu. Selalu nggak sempet soalnya. Maap yaaa :D

Mungkin karena pada dasarnya aku itu tipikal orang yang dikit-dikit syok, saat itu juga aku syok lagi, bahkan syok hebat (kayaknya emang pada dasarnya lu orang yang lebay, sal-__-). Aku langsung nanya gimana cara daftarnya. Bukannya langsung jawab, dia malah nunjuk-nunjuk Nadhif yang lagi duduk santai di belakangnya. Dengan gesit, aku langsung nodong Nadhif dengan tak sabar *eiittttsss... nodongnya nggak pakai pisau, clurit, golok, apalagi badik, kok:)* 

"Nadhif, kau ikutan Coaching Clinic bareng Radit itu?" tanyaku nggak sabaran.
"Iya. Tapi, aku ikutan yang bareng Pandji. Aku nggak suka nulis kayak kau soalnya," jawabnya dengan muka kebingungan.
"Ihhh... kau kok nggak bilang-bilang, ih. Kan, kau tau aku suka sama Radit." 
"Yaaa... kukira kau kan udah tau. Kan, kemarin orang Telkomsel datang ke sekolah kita. Di situlah aku daftarnya," jawabnya dengan raut muka yang super duperrr tenang (read: muka tak berdosa).

Nah, di sinilah penyesalan itu datang. Potongan-potongan kejadian kemarin mulai terlintas di benak dengan sendirinya. Arrrrggghhh... nyesal gilakkk! Saat itu juga, aku hanya bisa gigit jari  dengarnya (ini kiasan yaaa...). Apalagi, kalau hari Seninnya Nadhif ceritain panjang lebar pengalamannya ketemu sama Radit. Gak bisa bayangin gimana dia cerita kalau pas waktu itu dia sempat shake hand sama Radit dan ujung-ujung bisa foto berdua. Aaaa... gak terima! Titik. 

Saat mood udah ancur banget, tiba-tiba aja Nadhif janjiin kalau dia bakal usahain biar aku bisa ikut Coaching Clinic itu. Gimana caranya? Kata Nadhif, buat ikutan CC itu nggak perlu pakai tiket, voucher atau apalah itu yang berbentuk selembaran. Oke. Mungkin, aku kurang yakin dengan janji Nadhif ini. Aku belum tahu dia ini tipikal orang yang omongannya bisa dipegang atau nggak. Tapi, setidaknya ucapan dia itu sedikit jadi obat pelipur lara ini *lebaylagi*. Ya sudahlah, liat aja nanti. Toh, kalau emang jodoh bisa ketemu sama Radit, pasti ketemu, kok. Tawakal ajalah kalau udah kayak gini. Semuanya pasti rahasia Allah, tapi bukan rahasia lagi kalau semuanya bakal jadi yang terbaik. :)


Wassalammu'alaikum

Salsadzwana

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

1 komentar: