My Diary: Belajar Menulis Bareng Raditya Dika (Part II)

02.43 0 Comments

Assalammu’alaikum

Karena hari itu hari Jum’at, jadi bel pulang sekolah yang biasanya baru bunyi pukul 12.45 jadi lebih cepat 45 menit (Bilang aja lu pulang jam 12-__-). I believe that you have already known the reason-_- Yaudah, deh. Pas bel yang mirip kayak suara penginformasian jadwal penerbangan di Bandara Kuala Namu itu bunyi, aku langsung cuss keluar kelas. Eh, tapi taunya baru langkahin kaki beberapa senti dari pintu kelas, langsung kedengaran teriakan dari temen-temen yang masih di dalam, “Salputttt!!! Piketttt!!!” *plak* Langsung ingat,  deh kalau hari ini ada jadwal piket yang harus dipenuhi. Kalau nggak, siap-siap aja berhadapan dengan bendahara garang alias Sakinah Azzura yang bakal bebanin denda sebesar Rp20.000 bagi warga IX Archimedes yang nggak mau piket atau lupa piket.
Ini nih si Bendahara garang tapi keceee, lho^_^

Jadi, dari pada ngorbanin diri dengan nggak jajan dua hari, mending aku langsung balik ke dalam kelas, letakin tas di bangku, dan cepetan ambil sapu. Sebenarnya, kalau mood nggak lagi hancur kayak gini, aku nggak perlu diingetin, ditarik-tarik, bahkan dikejer-kejer untuk piket (fyi, ini kebiasaan anak cowok kalau disuruh piket) karena sebagai murid yang tertib berlalu lintas bersihin kelas, insyaallah aku akan istiqomah dengan selalu tertib piket *lebay-nyamulai* Yaaa… walau sebenarnya kalian udah tahu alasan sejujurnya apa.

Oya, tadi aku ada bilang langsung ambil sapu ya? Nah, ada kejadian nggak enak, nih pas mau ngambil sapu. Jadi, ceritanya pas aku udah ngambil sapu dari belakang loker dan udah mau jalan keluar kelas untuk bersihin depan kelas, tiba-tiba aja si Cidut (sebenarnya, nama aslinya Vania Sally Nabila. Cuma, karena badannya cukup bisa dikatakan endut, jadi dia sering dipanggil Cii Endut dan pada akhirnya lahirlah nama CIDUT, yeayyy^_^) langsung nge-rebut sapu yang udah ada di genggaman aku. Tapi, emang dasar anak ini hobinya ngotot, dia tetep aja keukeh mau nge-rebut itu sapu dari aku. Alhasil, terjadilah perebutan sapu ijuk butut di antara kami berdua (Oke. Mungkin, perebutannya kurang ellite, karena biasanya orang nge-rebutin takhta, harta bahkan wanita. Tapi, itulah yang memang terjadi pada waktu itu-__-).

Nah, seperti yang udah kukatakan tadi bahwa badannya endut (I don’t said overweight) sudah pasti tenaganya bisa berkali-kali lipat dari aku (setidaknya, ini kelebihanmu, Cidut:v). Sebenarnya, aku mau ngasih sapu itu gitu aja sama dia, tapi emang pada dasarnya jiwa anak-anak, aku tetep aja mau berkutat dengan perebutan yang bener-bener NGGAK ELLITE ini. Yaaa… if you’re teenager, you know what I feel. Walau badan udah gede dan udah ngalamin pubertas, tapi tetep aja hati nggak bisa dibohongin kalau kita tetep mau kayak anak-anak, isn’t right? :D

And the end, you definitely know who is the winner-__- Akhirnya, cidut berhasil merebut sapu yang dari tadi kupertahankan itu. Tapi, entah karena nggak disengaja atau emang dia kelebihan tenaga, aku malah jatuh tersungkur di lantai dengan punggung yang sempat menghantam dinding papan tulis (Oh, God! It’s so hurt my backbone:( and certainly shamed on me-__-). Mungkin, ungkapan “Sakitnya nggak seberapa, tapi malunya itu” berlaku banget buatku saat itu. Apalagi, waktu itu bunyi hantamannya ke papan tulis cukup kuat dan seketika itu juga beberapa orang yang masih berada di dalam kelas, termasuk Ma’am Nur’aini (guru bahasa Inggris kami) langsung terkejut dan noleh ke arahku. Cidut dan temen-temenku yang lain langsung bantuin aku berdiri dan duduk di bangku aku. Beberapa teman yang nggak nyaksiin kejadiannya secara live langsung nanya-nanya aku yang masih nahan rasa sakit di punggung. I think it’s my unlucky day because my whim with my friend had ended in great pain-__-
Ini dia si Cidut. Hobi banget bilang, "Laper lah, poetttt," :D

Beberapa orang yang lihat kejadian itu secara langsung termasuk Ma’am Nur’aini langsung nge-jelasin kejadian tadi dan seisi kelas langsung ketawa ngakak. Yaaa… walau sakit, tapi setidaknya ada hikmah di balik kejadian itu. Hikmah apa? Jangan main-main kalau lagi kerja? Bukan. Aku jadi nggak piket! Yuhuuu… ^_^ Temen-temen nyuruh aku duduk aja biar punggungnya nggak sakit lagi. Thank you, all. I love all of you so much ({})({})({}).

Singkat cerita, aku langsung cusss pulang ke rumah setelah nungguin temen-temen selesai piket. Sampai di rumah, aku langsung menghempaskan diri di atas kasur dan rebahan selama beberapa saat di atas tempat yang superrrr dupeerrr empuk bagiku itu. Tapi, pas lagi menikmati suasana yang damai, tentram dan nyaman itu tiba-tiba langsung keinget tentang acara Coaching Clinic bareng Raditya Dika itu. Oh, gosh! Galau kembali mendera. Ibaratnya, saat itu muncul muka Radit yang palinggg goplaaa, gedung MICC, dan keramaian yang muter-muter mengelilingi kepala. Dan akhirnya, karena aku tipikal orang yang suka bergalau-galau ria lama-lama, aku memutuskan mandi biar badan sedikit seggeeeerrrr.

Setelah mandi, aku pun memutuskan untuk buka lepi. Biasa, lah. Obat penghilang galau yang paling ampuh yaaa ON di Socmed or surfing in search engine to explore many knowledge:D

Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

Pas lagi asyik-asyiknya nge-stalk timeline twitter sebagai penghiburan diri, tiba-tiba aja kepikiran untuk nyari info tentang Coaching Clinic bareng Raditya Dika itu. And finally…. I got it! Aku berhasil dapat info CC itu langsung dari website-nya di. Di situ tertera informasi supeerrr duperrr lengkap tentang acara tersebut. Ternyata, bagi siapa saja yang mau ikut bisa mendaftar secara online. Dan nggak ada yang namanya biaya pendaftaran alias 100% free.

Buru-buru, deh aku daftarin diri. Setelah daftar, aku mendapati e-mail dari Loop yang menyatakan bahwa aku harus menyimpan nomor yang diberikan oleh mereka untuk nantinya ditukarkan dengan tiket pada acara coaching clinic tersebut.
Dapet ini kayak dapet kulkas dua pintu. Brrrr... langsung merinding mambooo^_^

Saat itu, rasanya semua kegalauan yang dari tadi mendera langsung hilang. Aaaa…. I felt so excited and can’t wait to meet Raditttt:D Dan aku nggak perlu nge-repotin Nadhif lagi. Bismillah. Semoga ini awal yang bahagia. Aminnn…


Bersambung

Salsadzwana

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: