Dunia Sepatu
Hari ini adalah hari pertama Cilla masuk sekolah setelah liburan yang cukup panjang. Sekarang ia sudah duduk di kelas 4 SD.
“Cilla,
sepatu kamu kok jelek banget, sih!” kata Kamila.
“Enggak
ah, Mil. Ini sepatu masih bagus, kok,” jawab Cilla seraya melihat sepatunya.
“Iya,
sepatumu itu sih masih bagus. Tapi, model sepatunya itu yang udah nggak zaman.
Alias udah jadul,” jawab Kamila dengan sombongnya.
“Yang
penting masih bisa dipakai,” sahut Cilla yang langsung pergi meninggalkan
Kamila.
“Selamat datang di Dunia Sepatu!” terdengar
suara seseorang.
“Hah?
Kamu siapa? Aku ada di mana?” tanya Cilla yang masih berusaha membuka kedua
matanya.
“Aku Lupa. Kamu sekarang sedang
berada di Dunia Sepatu,” kata salah satu sepatu yang ternyata bernama Lupa.
“Sepatu? Sepatu kok bisa bicara?”
tanya Cilla terkejut.
“Sebaiknya,
kamu segera masuk ke rumahku. Karena, di luar sangat berbahaya untuk kamu,”
jawab Lupa.
“Kenapa?” tanya Cilla.
“Sudah, ayo kita masuk! Nanti,
keburu ada yang lihat,” jawab Lupa.
Cilla pun hanya mengangguk.
Di
rumah Lupa…
“Wah, rumah kamu keren banget!” puji
Cilla. Sudut matanya mulai meneliti sejengkal demi sejengkal isi rumah Lupa.
“Makasih atas pujiannya. Kamu duduk
di sini dulu, ya! Aku mau buatin teh untuk kamua,” sahut Lupa.
Cilla pun hanya mengangguk.
Beberapa
menit kemudian…
“Ini, silahkan dicicipi,” kata Lupa
mempersilahkan.
“Oh. Terimakasih….,” kata Cilla seraya
menyuruput teh.
“Hmmm.. yummy..,” ujar Cilla. “Ternyata, kamu jago membuat teh!” puji
Cilla.
“Nggak juga. Yang paling jago itu
Lupi. Aku aja belajar dari dia,” sahut Lupa
“Siapa itu Lupi?” tanyaCilla.
“Lupi, itu…..,”
Belum sempat Lupa menjawab apa-apa.
Tiba-tiba…
Toktoktok…
“Hey…
Ternyata, benar kata bu Shushi. Kamu berteman dengan seorang manusia,” kata sepasang
sepatu Boot yang datang ke rumah Lupa.
Lupa
hanya diam.
“Kurcaci…,
cepat tangkap anak itu!” perintahnya pada segerombalan kurcaci yang ikut
bersamanya.
Kurcaci-kurcaci tersebut langsung
memborgol tangan Cilla dan membawanya ke kantor polisi di negeri tersebut.
“Lupa, tolong aku!” teriak Cilla.
Lupa tetap diam.
“Lupa, tolong!” teriak Cilla lagi.
**
“Lupa,
tolongggg…..,”
“Cilla, kamu kenapa? Bangun Cilla,
bangun!” sahut mama memanggilkan Cilla.
“Lupa…,” Cilla pun langsung tersadar
dari tidurnya.
“Kamu mimpi, ya?” tanya mama.
“Iya, ma. Cilla tadi mimpi di Dunia
Sepatu,” jawab Cilla.
“Kamu ini ada-ada saja. Eh, kamu
belum makan siang. Yuk, makan dulu!” ajak mama.
“Ya, ma. Nanti, Cilla nyusul aja.
Cilla mau ganti baju dulu, ma,” jawab Cilla.
“Ya udah. Mama tunggu di meja makan,
ya!” kata mama yang kemudian langsung meninggalkan Cilla di kamarnya.
Mimpi
tadi menyeramkan. Sebaiknya, aku tidak usah meminta mama untuk membelikan
sepatu baru untukku. Sepatu lamaku juga masih bagus, kok. Kan, yang penting
niat kita untuk ke sekolah, bukan untuk pamerin sepatu. Ujar Cilla dalam
hati. Ia pun langsung tersenyum.
0 komentar: