Membaca Puisi di Depan Kelas

04.10 0 Comments

     Pada tanggal 22 Maret 2012, seluruh murid kelas VI-7 RSDBI SD Swasta Pertiwi kota Medan, disuruh untuk membacakan puisi yang mereka buat. Setiap murid, dipersilahkan maju ke depan kelas untuk membacakan puisi yang mereka buat. Mereka juga harus menggunakan intonasi dan gerak-gerik (mimik) dengan benar. Murid yang paling bagus intonasi dan gerak-geriknya akan mendapatkan nilai bagus.
     Setelah teman-temanku maju ke depan, tibalah saatnya giliranku. Jantungku terus berdetak(ya iyalah, kalau nggak berdetak, meninggal dong!). Perasaanku mulai bercampur aduk. Sebetulnya, aku sudah sering membaca puisi, jadi sangat terbiasa kali dengan puisi. Tapi, kenapa kali ini perasaannya beda.
"Salsa, ayo bacakan puisimu!" perintah bu Yuni.
"Baik bu," jawabku.
Aku pun mulai membaca puisiku. Aku memakai gerak-gerak dan intonasi yang pas. Teman-teman dan bu Yuni sangat memperhatikanku, ketika aku membaca puisi. Aku pun jadi keringat dingin. Setelah selesai...
"Prok Prok Prok....," terdengar tepuk tangan dari murid kelas VI-7.
"Lagi, lagi, lagi!" kata teman-temanku.
"Salsa, ayo bacakan lagi!" kata bu Yuni, yang sepertinya suka dengan puisiku.
Aku pun membacakan puisiku lagi. Setelah selasai.
"Sudah bagus semuanya. Kamu sangat percaya diri," kata bu Yuni.
Aku pun jadi malu. :)

Salsadzwana

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: